Pages

Rabu, 11 Januari 2012

Siaran Gelombang Pendek (SW): Sudah Tidak Relevan?

Siaran Gelombang Pendek (SW): Sudah Tidak Relevan?
Nama boleh gelombang “pendek”. Tapi kalau bicara kesederhanaan teknologi, tidak ada –atau mungkin belum ada- frekuensi radio di dunia ini yang memiliki jangkauan global seperti frekuensi gelombang pendek. Ia bisa saja tanpa ‘kulonuwun’ masuk menembus batas negara. Akses internet bisa di di blok, gelombang radio dan televisi bisa di di acak, tapi gelombang pendek tetap akan melenggang santai. Mungkin inilah pertimbangan mengapa ada jalur-jalur frekuensi gelombang pendek masih dipakai untuk komunikasi pesawat terbang dan kapal laut, terutama ketika mereka sudah jauh dari jangkauan radio komunikasi biasa.
Di negara maju, mungkin teknologi ini sudah tidak populer dan wajar kalau banyak yang memutuskan untuk mencabutnya saja sekalian. Tetapi di banyak negara seperti Afrika dan Asia, orang masih mendengarkan siaran SW. Ini mungkin yang menjelaskan mengapa meski telah menutup transmisi ke Eropa dan Amerika (baca: karena teknologi media yang sudah maju) tapi tetap ada radio internasional yang mempertahankan siaran untuk kawasan Asia dan Afrika karena jumlah pendengar yang masih relevan.
Kalau bicara RSI sendiri, mereka diakui memiliki basis pendengar sekitar setengah juta untuk kawasan Asia Tenggara saja, dan kabarnya ada di peringkat-peringkat teratas untuk popularitas pendengar. Ya mungkin para petinggi RSI itu punya perhitungan dan pertimbangan lain untuk menutup siarannya.

0 komentar:

Posting Komentar