Seorang teman seprofesi pernah mengeluhkan kejenuhannya karena meski ia bekerja di sebuah radio besar dengan gaji lumayan, tapi ia merasa stagnan karena tidak bisa menyalurkan kreatifitasnya. Padahal pada saat yang sama, perusahaan tetap menuntut kerja maksimal demi pemasukan iklan yang juga lebih besar.
Dari sisi perusahaan, pembenaran yang kerap sering terdengar adalah bahwa kreatifitas itu sering tidak sejalan dengan pemasukan iklan, atau malah dianggap buang-buang air time saja. Jadi akhirnya banyak radio yang “bermain aman” saja, yang penting iklan tetap ada walau tidak lancar.
Lantas bagaimana mengatasi masalah ini? Ada satu contoh menarik yang mungkin bisa dicoba di radio anda. Contoh ini berasal dari sebuah perusahaan mesin pencari terbesar di dunia, Google.
Setiap satu hari dalam seminggu, para programer yang bekerja di Google diperbolehkan untuk mengerjakan proyek di luar tugas rutin atau job description mereka. Ini adalah salah satu dari filosofi kerja di Google yang dikenal dengan “Google’s 20 Percent Time”.
Mengapa bisa begitu? Saya jadi ingat buku karya kartunis Hugh MacLeod mengenai bagaimana mengembangkan kreatifitas. Di buku itu ia memaparkan sejumlah poin tentang kreatifitas, dan poin pertama –yang sekaligus menjadi judul buku itu- adalah: “Ignore Everybody”, jangan perdulikan orang lain!
Menurutnya, ide-ide orisinil justru seringkali muncul pertama kali dari diri sendiri tanpa masukan dari pihak lain, baik teman maupun rekan kerja (apalagi pengiklan hehe). Namun justru ini tahapan paling sulit, karena kita si pemilik ide sering mendapat tentangan. Maklum, ide yang baik kadang sering membuat orang lain ‘terganggu’ karena sering merusak sistem kerja yang sudah ‘mapan’ di tempat kerja.
Karena itulah, tulis Hugh di bukunya, ide yang bagus dan orisinil sering kali ditolak pada awalnya. Dan tidak ada jalan lain selain: jangan pedulikan orang lain! Ignore everybody! Kerjakan sendiri.
Tapi apa itu mungkin dilakukan di sebuah perusahaan yang menuntut kerjasama seluruh karyawannya? Google bisa dan berhasil! Caranya? Ya itu tadi, para karyawannya diberikan waktu 20 persen dari total waktu kerja mengerjakan sesuatu berdasarkan kreatifitas mereka sendiri tanpa banyak pertimbangan ini itu dari pihak perusahaan. Hasilnya luar biasa! Banyak inovasi-inovasi baru yang muncul dan justru menguntungkan perusahaan besar itu seperti “Google Reader” atau sejumlah fungsi baru di Gmail.
Terus pelajaran apa yang bisa kita petik untuk orang radio yang selalu memerlukan kreatifitas? Ya berikanlah waktu bagi para penyiar, produser, reporter, bahkan sales dan marketing sekalipun untuk mengembangkan ide dan kreatifitas mereka. Jangan matikan ide itu dari awal. Matikan ide itu kalau nanti terbukti tidak berhasil, karena tidak semua hasil kreatifitas itu menarik bagi pendengar, apalagi menarik bagi pengiklan
Memang kalau mau dilihat dari sudut pandang manajemen, cara ini mungkin hanya membuang waktu kerja saja. Tapi ada jalan lain yaitu tiru cara google. Berikan sedikit ruang gerak kepada mereka untuk mewujudkan kreatifitas. Sedikit saja. Toh yang untung nanti perusahaan juga.
Contoh. Berapa lama jam siaran di radio anda? Katakanlah 12 jam. Kenapa tidak berikan slot 30 menit atau 10 menit sekalipun pada setiap penyiar atau produser untuk mengembangkan sesuatu ide sesuai kemauan mereka tanpa harus dibebani kewajiban menarik pengiklan. Wajibkan mereka untuk pitching ide itu dan lebih penting lagi untuk mewujudkannya di udara dan biarkan pendengar yang menilai. Kalau tidak menarik, baru matikan ide itu!
Hal yang sama berlaku untuk para reporter, misalnya. Di sela kewajiban mereka melakukan liputan rutin setiap hari, berikan pula mereka waktu untuk membuat inovasi baru dalam melakukan liputan. Wajibkan kalau perlu!
Sales dan marketing pun demikian. Di luar tugas rutin, berikan mereka waktu untuk memikirkan ide-ide teknik pemasaran baru. Jadikan itu bagian dari Standard Operational Procedure mereka kalau perlu.
Di kantor ada bagian IT? Kenapa tidak berikan mereka waktu untuk juga memikirkan inovasi baru di situs kantor, atau di sistem siaran sesuai kemauan mereka di luar tugas-tugas rutin kantor. Mungkin sehari dalam seminggu bebaskan mereka dari kerja rutin? Kenapa tidak?
Anda mungkin berkata: bukankah ini tugas R&D atau Litbang? Betul! Tapi berapa sih staf R&D anda? Jangan-jangan malah radio anda tidak punya R&D? Nah, bayangkan seluruh penyiar anda juga melakukan tugas R&D? Lebih banyak kepala, lebih banyak ide, bukan?
Salah satu kunci sukses Google adalah karena mereka memberi ruang bagi ide dan kreatifitas individual pekerjanya untuk tumbuh sehari dalam seminggu dan terbukti itu menguntungkan perusahaan. Kenapa tidak dicoba untuk radio anda?
Kenapa ini penting?
Karena menurut pendapat saya, musuh dalam selimut bagi radio adalah rutinitas.
Rutinitas berpotensi mematikan kreatifitas dan menjadikan penyiar-penyiar anda robot belaka yang hanya bisa cuap-cuap di sela lagu. Kalau sudah begitu, apa bedanya radio anda dengan MP3 Player?
Silahkan percaya dengan anggapan bahwa radio di jaman sekarang telah mati! Silahkan membandingkan dengan radio di masa lalu yang menjadi bagian dari gaya hidup orang.
Tapi coba tanya orang radio jaman dulu, apa kunci keberhasilan mereka? Mungkin karena belum ada televisi dan internet, mungkin karena belum banyak persaingan dalam berebut kue iklan.. tapi mungkin juga karena mereka diberi kebebasan untuk berkreasi!
Salam
0 komentar:
Posting Komentar